Nyeri kepala adalah keluhan yang paling umum dijumpai dalam praktek klinik. Semua orang pasti pernah mengalami sakit kepala dengan berbagai macam sebab, frekusnsi, dan intensitas yang berbeda. Nyeri kepala dapat muncul sebagai akibat perangsangan bangunan peka nyeri di kepala atau sebagai bentuk nyeri alihan (misal: pada nyeri di bagian belakang kepala sebagai akibat iritasi akar saraf cervical). Bangunan peka neri adalah kulit kepala, otot, periosteum, sinsus venosus, selaput otak/ meninges. Otak sendiri bukan merupakan bangunan pela nyeri. Pada umumnya nyeri kepala dibagi menjadi 2 yaitu nyeri kepaa prmer dansekunder

Nyeri kepala primer merupakan bentuk nyeri kepala yang paling umum dijumpai. Nyeri kepala primer mengindikasikan bahwa nyeri kepala yang terjadi bkanlah sebagai akibat suatu kelaianan yang jelas patologinya. Nyeri kepala primer dibagi 3 yaitu: nyeri kepala tipe tegang otot, migren dan nyeri kepala cluster.

Nyeri kepala sekunder adalah nyeri kepala yang disebabkan oleh suatu kelainan patologi yang jelas. Nyeri kepala merupakan manifestasi kelainan tertentu yang jelas. Nyeri kepala sekunder dapat terjadi pada infeksi selaput otak (meningitis), tumor otak, stroke perdarahan, cedera kepala, dsb. Nyeri kepala yang tidak diklasifikasikan ke dalam nyeri kepala primer dan nyeri kepala sekunder dikenal sebagai nyeri kepala serba-serbi, yaitu nyeri kepala akibat es krim, nyeri kepala pasca senggama, dsb.

Pada umumnya sebagian besar kasus nyeri kepala tidak serius. Sebagian besar kasus nyeri kepala adalah nyeri kepala primer. Pada 10%-20% kasus nyeri kepala diperlukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan penyebab nyeri kepala. Kasus-kasus demikian dicurigai sebagai nyeri kepala sekunder. Pemeriksaan pencitraan yang paling umum dikerjakan adala CT Scan kepala atau MRI kepala. Pemeriksaan darah dan laju endap darah dilakukan bila dicurigai nyeri kepala terkait infeksi atau akibat radang (mis: arteritis temporalis). Pemeriksaan ke organ lain misalnya: sinus, gigi, atau tekanan bola mata yang meningkat dilakukan sesuai indikasi.

Pengobatan nyeri kepala akan sangat tergantung pada penyebabnya. Pada nyeri kepala tipe primer diberikan analgetika (mis: parasetamol, asam mefenamat, kalium diklofenak) sebagai pertolongan pertama. Pada kasus-kasus yang berlangsung kronik dengan serangan yang frekuen seringkali diperlukan terapi profilaksis untuk nyeri kepala. Pada kasus nyeri kepala sekunder pengobatan disesuaikan dengan patologi penyebab nyeri kepala. Pada kasus-kasus yang berulang dan kronik diperlukan konsultasi dengan petugas kesehatan yang terlatih.