Stroke merupakan salah satu penyakit serebrovaskuler yang hingga saat ini menjadi masalah serius di seluruh dunia, dan merupakan kegawatdaruratan medik yang harus ditangani dengan cepat dan tepat.

Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja.

Stroke merupakan serangan yang sering berakibat kematian dan paling banyak menyebabkan kecacatan yang dapat berupa : kelumpuhan separo badan, gangguan dalam hal berbicara, pelo dan atau bentuk-bentuk kecacatan yang lain sebagai akibat dari gangguan fungsi otak.

Masalah utama diagnosa stroke yang sangat menentukan terapinya adalah membedakan sebab itu, diagnosis dini yang cepat, tepat dan cermat sangat penting untuk keberhasilan pengobatan.

Diagnosis Klinis

Diagnosis Klinis, sangat akurat bila berpatokan pada definisi stroke berikut ini:

Stroke adalah suatu sindroma klinis yang onsetnya mendadak dengan disfungsi neurologik fokal (atau global), yang berlangsung selama 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian, yang mana setelah dilakukan pemeriksaan penunjang yang adekuat, penyebabnya adalah semata-mata kelainan vaskuler non traumatik.

Berdasarkan definisi tersebut diatas, maka untuk menghindari kesalahan –kesalahan diagnosis klinis, ada 4 hal yang harus diperhatikan:

1.Apakah lesi tersebut benar-benar vaskuler?

2.Apakah lesi vaskuler tersebut iskemik atau hemoragik?

3.Penyakit pembuluh darah apa yang mendasarinya?

4.Lokasi dan ukuran lesi?

Ilustrasi Kasus

  1. Stroke Iskemik:
    Bapak Gardenia, berusia 54 tahun, telah lama mengidap kencing manis tanpa keluhan yang berarti. Tadi pagi bangun tidur, mendadak mengalami kesulitan menggunakan tngan kanan. Kira-kira 3 jam kemudian lengan dan tungkai kanannya menjadi lemah. Disamping itu ia merasa sulit untuk berkomunikasi, ketika bicara seperti orang pelo. Setelah diperhatikan lebih lanjut, sudut mulutnya menjadi perot. Isterinya segera membawanya ke Rumah Sakit.
  2. Stroke Hemoragik:
    Ibu Flamboyan, berusia 60 tahun, telah lama menderita hipertensi. Kemarin sewaktu ia asyik menonton televisi, mendadak kepalanya pusing sekali dan muntah-muntah. Beberapa menit kemudian ia menjadi pingsan dan segera dibawa ke Rumah Sakit. Waktu diperiksa di Rumah Sakit ditemukan bahwa anggota gerak sebelah kiri lumpuh.

Diagnosis Penunjang

  1. CT Scan kepala tanpa kontras : untuk menentujan jenis patologi stroke, lokasi dan luasnya lesi, serta menyingkirkan lesi non vaskuler.
  2. MRI kepala : dilakukan untuk menentukan lesi patologik stroke secara lebih tajam.