Nyeri leher merupakan suatu gejala atau tanda dari suatu penyakit dan bukan merupakan suatu penyakit tersendiri. Nyeri leher dapat disebabkan oleh trauma atau non trauma ( dan atau penyakit sistemik ). Gejala klinis nyeri leher sering kali tumpang tindih dengan gejala nyeri bahu atau nyeri kepala, sehingga hal perlu dilakukan pemeriksaan dan evaluasi yang tepat. Nyeri leher disebut kronik juga berlangsungnya sudah lebih dari 3 bulan. Prevalensi nyeri leher adalah sekitar 16-18% per tahun.

Nyeri leher yang perlu diwaspadai (red flags) adalah nyeri leher yang disertai dengan demam, kaku kuduk, ada riwayat trauma atau operasi leher, nyeri hebat malam hari, riwayat penurunan berat badan, riwayat infeksi TBC, keganasan, atau HIV, usia < 20 tahun atau >55 tahun, nyeri pada penekanan tulang leher, kelumpuhan motorik atau gangguan sensorik anggota gerak, kelumpuhan saraf kranialis, hipertensi, dan gangguan kesadaran.

Tata laksana nyeri leher bergantung kepada penyebab nyeri leher itu sendiri. Diperlukan pemeriksaan penunjang sesuai indikasinya misalnya MRI, ENMG, rontgen, pemeriksaan laboratorium, dan sebagainya untuk membantu penegakan diagnosis.